Lama ngga ngisi blog... Tapi sebenernya belakangan ini berkali-kali buka blog, menatap layar kosong 'new entry', tapi nihil. Gue mulai kehilangan cara untuk menulis lagi. Siaaaal.
But ya I'm trying eniwey.
Actually, belakangan ini gue sedang merasa tidak terlalu baik. Gue mencoba mencari alasan mengapa demikian, tapi yang gue temukan hanyalah rentetan rutinitas yang tiada ujungnya. Gue pikir, mungkin ini dia penyebabnya. For God sake, rutinitas ini hampi membunuh gue. Oh tidak, rasanya seperti menyayat-nyayat punggung gue, lalu menghisap darah gue perlahan-lahan seperti yang dilakukan Wirth dalam film Creek, lalu membiarkan gue hampir mati kehabisan darah. Dengan perumpamaan sangat lebay itu, i can say that I'm dying now.
Gue enggak tau pasti ya, apakah ini wajar atau enggak untuk gue rasakan. Secara, ini memang kehidupan gue sekarang, kuliah dan praktek yang begitu menyiksa, dan mungkin sampai nanti, setelah gue lulus kuliah, karena ini memang pilihan hidup gue. Setidaknya gue baru akan mendapat jeda setelah 1-2 bulan kedepan. Iya, gue hanya mengharapkan jeda. Jeda yang tidak terlalu banyak, tapi berkualitas. Tapi apakah iya hidup harus selalu ada jeda? Seseorang pernah bilang sama gue, bahwa hidup harus terus berjalan tanpa jeda, karena break atau jeda dalam hidup adalah mati, nanti setelah mati ya lanjut lagi dengan kehidupan berikutnya. Benar, gue mengakui, that's why, all i have to do is ensure my self about this choice for my liife. This is what i call as 'quarter life crisis'.
Gue dalam hitungan bulan, akan segera menghadapi kehidupan keras diluar panci bertekanan yang gue huni hampir tiga tahun ini. Panci bertekanan ini akan segera terbuka dan membuang gue ke dunia luar yang sebenarnya. Yang mungkin saja, tekanannya akan lebih besar dan pastinya unpredictable. Tidak ada yang tahu gue akan jadi apa disana.
Hidup yang sesungguhnya tampaknya tidak mudah ya, dunia sekolah yang membuat gue seperti berada dalam balon udara menerbangkan gue ke awang-awang, dunia kuliah yang bagaikan menggodok gue dalam panci bertekanan terduga, rasanya bukan apa-apa bila dibandingkan dunia yang tidak ada batasnya itu. Menerbangkan gue tanpa balon, menjatuhkan aku tanpa alas, menggodok gue tanpa dinding, ya tanpa batas. Gue sih masih bergidik membayangkannya. Tapi in my deepest heart, in my point of my mind, gue yakin gue bisa hidup didalamnya. Semuanya sudah dipersiapkan sejak lama, saat ini adalah finishing touch. Anggaplah begitu. Gue hanya bisa berkata pada diri gue, bukan jeda yang gue butuhkan, tapi keyakinan yang lebih dan lebih lagi bahwa jalan gue itu cerah. Gue butuh kecerdasan lagi dan lagi, kejelian lebih banyak lagi untuk melihat siapa diri gue sebenarnya dan langkah mana yang akan gue ambil pertama kali setelah gue di launching ke dunia sesungguhnya itu.
Gue tidak pernah membayangkan, wisuda yang gue tunggu-tunggu, adalah bahagia yang menyertai awal yang tidak pernah gue tau bagaimana akhirnya. Tapi yakinlah, rencanakan yang terbaik, berusaha sekuatnya, bekerja sebaik-baiknya, dan berdoa setulus-tulusnya. DIA melihat usaha kita, DIA mendengar doa-doa dan mimpi kita. SEMANGAT MAHASISWA TINGKAT AKHIR!!
No comments:
Post a Comment