Belakangan, banyak sekali orang beramai-ramai mengkampanyekan move on lewat tulisan. Ada banyak buku beredar bertemakan move on dan sangat laris manis di pasaran. Juga banyak sosialita yang mengkampanyekan move on lewat postingannya di twitter, simpel tapi aplikatif untuk pembaca. Move on memang sedang naik daun, tapi kenapa bisa ya? Apakah karena terlalu banyak orang yang hari ini putus cinta?
Putus cinta memang seringkali di dramatisir sehingga terdengar begitu menyedihkan dan seperti sirine berakhirnya keceriaan dalam hidup kita. Memang, separated is never be easy for everyone who still keep their love. Seperti kata Usher dalam lagunya, "It's sad but now we gotta say goodbye......can't say we didn't try to make it work for you and I, I know it hurts so much but it's best for us.." Terkadang, perpisahan dipilih setelah mencoba berbagai cara untuk bertahan dan tetap tidak berhasil. Perpisahan memang selalu menjadi cara terakhir, hampir selalu disepakati oleh kedua pihak, tapi juga selalu meninggalkan luka yang amat dalam.
Memang nggak mudah kok menjalani itu. Apalagi ketika kebersamaan sudah dibangun terlalu lama, sampai-sampai every single thing has their own story obut him or her. Dari buka mata sampai menutup mata, semuanya masih tentang dia. Pin ATM, password email, semuanya tanggal lahir dia atau tanggal jadian. Foto di dompet, di figura, semuanya foto sama dia. Isi media card handphone foto2 sama dia, kontak bbm masih menyimpan history chat bersama dia. Laptop wallpapernya masih sama dia, baju, tas, sepatu dibeli sama-sama dia. Semuanya, every single thing. Bahkan kita hampir seperti tidak punya ruang dimana tidak ada dia. Lalu pertanyaannya, kalau mau move on harus dimulai dari mana?
Jawabannya, dari niat diri sendiri. Make it simple, bahwa melupakan seseorang yang sudah begitu melekatnya dengan hidup kita, hampir serupa dengan mengganti aktifitas. Tak ada bedanya saat kita harus meninggalkan SD dengan segala kenangannya dan lanjut ke SMP, lalu meninggalkan lagi dan melanjut ke SMA, kuliah dan mulai kerja. Atau dari satu tempat kerja dengan segala rutinitas, rekanan dan segala hal nya ke tempat kerja yang baru. Buat tagline, bahwa semuanya pasti berlalu dan buat pertanyaan retorik, mana mungkin bisa tidak berlalu?
Meski menyakitkan, melepaskan sebuah kenangan itu adalah bagian dari pembelajaran dalam hidup. Belajar ikhlas itu memang bukan main dahsyatnya (baca:sakitnya). Tapi, Allah pasti memberikan ujian untuk manusia untuk membuat kita berpikir lebih, berusaha lebih lebih dan bertindak lebih lebih lebih lagi, untuk menjadi sesosok manusia yang lebih lebih lebih lebih baik.
Move on bukan tentang mengganti seseorang dengan kehadiran seseorang yang baru. Tapi tentang bagaimana mengikhlaskan seseorang dan segala yang pernah kita miliki bersamanya, lalu tetap tersenyum, membuka jendela, membuka mata untuk setiap harapan-harapan baru di kehidupan yang baru, yang lebih baik.
Move on memang sangat tidak mudah, tapi juga tidak juara tersulit. :)
tidak ada yg mudah tapi tidak ada yang tidak mungkin ketika kita mau berusaha..
ReplyDelete