Well, ini mungkin akan menjadi pekerjaan yang sulit. Karena menulis tentang cinta adalah seperti berlatih memetik senar-senar gitar, apik dengan porsi yang pas, jika terlalu rapi dan hati-hati maka essensi musikalnya akan hilang, jika tidak malah tidak akan menghasilkan melodi sempurna.
Basicly, menulis tentang cinta, tidak harus selalu musikal. Tapi entah kenapa, ada beat dan ketukan berirama menemaniku diam-diam di dalam relungku ketika aku musti menulis barisan kalimat tentang mencinta. Sehingga aku berharap, ini bukan menjadi narasi tentang bagaimana mencari, tapi aku ingin ini mampu menjadi seperti sebuah melodi yang menutur indahnya menemukan potongan hati yang disiapkan Tuhan entah di belahan mana, untuk kita tangkupkan dengan milik kita, menjadi sesuatu yang utuh.
Aku, sejujurnya, sedang jatuh cinta pada seseorang. Mungkin tepatnya sejak dulu aku sudah jatuh cinta padanya, tapi setiap hari-hari kemudian yang aku lalui bersamanya menjadi semacam kado ulangtahun yang tidak ada habisnya. Cinta yang diurainya dengan sederhana, seperti soal-soal rumit trigonometri yang tercetak rapi di atas lembar-lembar ujian, yang membuatku selalu ingin mengisinya dengan sempurna, tanpa cacat. Dan aku mengisinya. Menikmatinya. Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai hari ini. Soal-soal itu merubah bentuk menjadi tantangan-tantangan menyenangkan yang musti aku taklukan. Setiap hari ia menawarkan cintanya tanpa pernah habis, membuat aku jatuh cinta kepadanya, setiap hari. Tanpa celah.
Adalah misteri bagaimana ia menemukan caranya yang prodigious itu, ia tampaknya telah menemukan kunci rahasia dari sebuah ruangan yang berisi semua hal yang aku suka. Ia tawarkan padaku hari ke hari, dan aku menerimanya. Lagi dan lagi, kemudian tak sanggup menunggu lebih lama, aku terus memintanya, dan ia memberinya lebih banyak lagi. Tapi misteri itu berlanjut, karena ternyata semua itu tak pernah ada habisnya. Tak satupun cerita legendaris tentang cinta sejati, mampu mengubur cerita tentangnya di benakku. Ia seperti penghuni bulan dan secara berkala menggali lalu membawa semua perkakasnya ke bumi, merakitnya, menjadikannya sebuah kejutan yang tak biasa.
This is what I called as, the beautiful of finding. Menemukannya adalah membuka pintu kebahagiaan. Menjabat tangannya sama saja mengucapkan selamat datang pada perjalanan menuju kesempurnaan. Menatap matanya serupa menikmati bulan seperempat yang cahayanya bersahabat dengan retina. Menemukannya, secara definitif, adalah menemukan potongan hatiku yang Tuhan sisipkan dalam rongga dada seseorang, untuk kemudian aku tangkupkan secara rapi dengan milikku, menjadikannya sempurna.
Menemukannya adalah menyempurnakan aku. Ia membuatku tertawa bahkan untuk hal yang tidak terlalu humor. Ia membuatku berteriak keras-keras dengan bersemangat ketika diam-diam ia menuangkan bahan bakar kedalam jiwaku. Ia membuatku tertegun, ketika ia berdiri begitu dekat denganku dan membisikan dengan halus tentang rencana besar hidupnya, yang dengan begitu sederhana dan persisinya, ia ingin habiskan hanya denganku, dan memodifikasinya menjadi rencana besar hidup kami. Dan ia membuat tangisku menjadi benar-benar meleleh haru, ketika ia mempersilahkan aku terbenam dalam dirinya, mendekapku dengan wajar, menyamakan detak jantung kami, merasakan kembang kempis nafas kami. Bersama.
Jika memang mencintai adalah menjadikan semua sempurna, aku tidak ingin kesempurnaan itu segera kurengkuh. Karena aku mencintai setiap langkah menuju kesana, aku menikmati caranya menuntunku menemukan kesempurnaan. Aku, dengan begitu mudahnya, selalu saja dibuat jatuh cinta pada caranya mencintai aku. Iitulah kesederhanaan jiwanya, memberi dan terus memberi, selalu mengulurkan tangannya dengan ringan, menyembulkan 'kado' dari balik kantong celananya, membuka tangannya untuk membiarkan aku membenamkan tubuhku kepadanya, menemaniku menyusuri langkah-langkah penuh kegilaan,dan diam-diam membersihkan satu demi satu anak tangga untuk menuju kesana. Ke suatu tempat dimana aku dan dia, selalu bermimpi bersama akan menghuninya dalam kesempurnaan yang sederhana.
Abdan Syakuura, semangat disana nggak boleh menipis, setelah aku pikirin pembicaraan kita semalam, aku memutuskan, aku mau dan aku akan seoptimis kamu, aku akan ikut rencana besarmu.. Jadi, there's no more reason for you to delay your homecoming..
Semoga ini adalah anak tangga kesekian untuk menuju kesana. Semoga ini salah satu caramu menuntunku menuju kesempurnaan yang sederhana itu.
Wew, ya, that is the point i can't describe as good as what you've done. welldone!
ReplyDeleteabsolutely beautiful.
ReplyDeletedeeply touching an, ini raisa... :)
ReplyDeletethank you so much guys, for reading this:), ini sebenernya curhat aja kok, the only way I can do... hihihi
ReplyDelete